Layanan

12 Desember 2010

Kajian Lapangan Perkerasan Jalan Beton Pracetak Di Indonesia

ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pembangunan jalan beton semen dengan metoda Pracetak yg lebih efisien dgn mutu yg lebih terjamin, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan telah mengkaji jalan beton Pracetak di beberapa negara, melakukan pemantauan perkerasan jalan beton pracetak di jalur Busway dan ruas jalan Cakung-Cilincing, Jakarta, serta ruas jalan tol Kanci-Pejagan, Cirebon Jawa Barat. Untuk mengetahui kinerjanya dilakukan penilaian kondisi secara visual, pengukuran defleksi vertical dan ketidakrataan. Hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun pertama, …………………..

Pendahuluan
Aplikasi beton semen sebagai perkerasan jalan di Indonesia dimulai sejak tahun 1985-an (Dept. PU-2003), dan  perkembangannya sampai saat ini terus meningkat. Hal ini dapat di lihat di jalan tol, jalan-jalan Nasional/Propinsi dan jalan Kabupaten/Kota yang telah menggunakan perkerasan beton semen. Perkerasan beton semen mempunyai beberapa keunggulan antara lain, cocok untuk lalu lintas berat, lebih tahan terhadap cuaca panas dan tidak terjadi deformasi seperti pada perkerasan beraspal, tahan terhadap pengaruh air, serta jumlah bahan yg diperlukan (agregat) untuk perkerasan beton relative lebih rendah (± 50%) dibandingkan dgn perkerasan beraspal, pada kondisi tanah dasar dan beban lalu lintas yg sama. Masalah ketersediaan aspal saat ini menjadi pendorong pula perlunya menggunakan semen sebagai bahan perkerasan jalan. Mengingat sampai saat ini Indonesia yg memerlukan aspal 1.2 juta pertahun (Dept. PU-2008), masih mengimpor aspal sekitar 50% - 60% dari kebutuhan Nasional setiap tahun.
Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa kelemahan, di antaranya masa pelaksanaan. Karena setelah pengecoran pelat beton, diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk mencapai kekuatan rencana sebelum dibuka untuk lalu lintas, serta setelah pengecoran diperlukan perawatan pelat beton yg memadai agar kualitas beton terpenuhi. Hal ini sangat merugikan dan mengganggu kelancaran lalu lintas, terutama bila jalan beton ini dilaksanakan di jalan-jalan yg lalulintasnya cukup padat. Demikian pula masalah perawatan yg  tidak tepat akan mengurangi umur perkerasan beton. ………………..

Sumber : Jurnal  : JN2602AGS0903 oleh A. Tatang Dachlan
(Jurnal selengkapnya bisa di download di konten berbagi berbagai file)

Tidak ada komentar: